Serbuan Angin

Langit mendung sedari tadi
tiada henti berubah-ubah menyaput awan ke sana kemari
sepertinya di bumi inipun tiada tempat lagi selain sebagai baskom adonan
menerima adukan dan gebukan dari ekor-ekor badai angin
seperti tarian ekor naga
Andaikan adalah naga-naga terbang menggantikan pipit-pipit dan kutilang di langit
mereka memamerkan amarah dan murka pada atap duniaku
Angin menghamburkan dedaunan pohon-pohon kering
Batang kelapa meliuk mengayun-ayun diterpa desau
Kabel-kabel listrik dan telepon bersenda gurau dengan berjoget riang di jalan
tepi perumahan kampung
tiang-tiang betong pun tak tahan ikut bergoyang
mengikuti irama tarian rumput
Bentar-bentar rintik hujan berlari-larian
menyapu pekarangan dan hamparan jalanan
debu-debu melayang-layang tak tau arah meniupkan rumor
Lalu lalang pengendara motor terhenti berteduh sambil menyeka mata perih
yang tidak sengaja terserempet partikel mikron
Sementara yang bermobil tetap mengebut kencang tak memberi kesempatan
membelah jalan seperti biasanya
Para pilot kebat-kebit menantikan lewatnya serbuan badai
Gebrakan yang dapat menjumpalitkan pesawat udara
di gelanggang yang bukan mereka punya
Awan-awan Strato tak lagi berkuasa karena berubah bentuk menjadi Cumulo
Menggelepar-gelepar berkeliling buana
meluapkan kegemparan karena lama mendiamkannya di relung hatinya
Sementara manusia-manusia hanya bisa berpasrah dan berharap
bahwa badai akan terlewati dan tidak memberi kerusakan yang berarti

2 comments

Komentar ditutup.